Salah satu cara pengumpulan data yaitu wawancara.. Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan informasi dengan menanyakan langsung kepada seorang narasumber. Agar dapat melakukan suatu wawancara yang baik, kamu
dapat memperhatikan langkah berikut ini.
1. Tentukan terlebih dahulu topik yang akan menjadi bahan
wawancara.
2. Pelajari topik secara detail, sehingga kamu dapat menanyakan
pokok-pokok permasalahan yang penting dan mendasar.
3. Tentukan sumber (orang) yang akan kamu wawancarai secara tepat.
Sumber haruslah orang yang paling tahu topik permasalahan yang
akan kamu tanyakan (wawancarai). Misalnya: orang yang
mengalami langsung, seorang ahli bidang tertentu, pejabat yang
berwenang, dan lain-lain.
4. Susunlah daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik. Apa yang
akan kamu tanyakan bisa berbagai hal yang berhubungan dengam
keterangan yang dibutuhkan. Misalnya: latar belakang, tujuan,
pengertian, langkah-langkah, manfaat, hasil, harapan, dan saran.
Agar daftar pertanyaan kamu tepat, kamu dapat menyusun dengan
kata bantu tanya: apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaiman
dalam kalimat tanya yang kamu susun..
5. Sebelum kamu melakukan wawancara mintalah izin dan adakan
perjanjian terlebih dahulu pada orang yang akan kamu wawancarai,
mengenai waktu, tempat, dan topik yang akan kamu tanyakan.
Hal ini perlu kamu lakukan agar kegiatan wawancara tidak
mengganggu hak pribadi sumber.
berikut adalah contoh dari wawancara:
Wawancara bersama Dr. Sugeng Juwono
(Ketua Asosiasi Pengendalian Nyamuk di Indonesia)
Maksimalkan Kewaspadaan Dini!
Tanya:
Apa saja masalah kesehatan yang timbul dari aktivitas nyamuk?
Jawab:
Sangat beragam, sejumlah nyamuk yang terbang berputar-putar
di dekat telingga, juga akan sangat mengganggu, menimbulkan
kebisingan yang menjengkelkan orang sewaktu istirahat. Gigitan
nyamuk menimbulkan rasa sakit, nyeri, dan mungkin mengakibatkan
reaksi alergi kulit dengan peradangan yang serius pada individu yang
hipersensitif.
Tanya:
Apa saja penyakit yang bersumber nyamuk yang ada di Indonesia?
Jawab:
Demam berdarah dengue, japanese encephalitis, malaria
Mungkinkah Indonesia bebas nyamuk?
Jawab:
Kalau bebas nyamuk dalam pengertian mutlak sangat tidak mungkin,
tetapi relatif terutama bebas dari gigitan nyamuk. Jadi merupakan
gerakan, bagaimana supaya kita bergerak/berupaya terus sehingga kita
betul-betul terhindar dari gigitan nyamuk. Caranya, dengan
menggunakan kelambu, dengan rapelen, obat nyamuk bakar, dan lainlain.
Tanya:
Di samping itu apa lagi?
Jawab:
Melaksanakan sanitasi lingkungan, sehingga di lingkungan kita tidak
ada jentik-jentik nyamuk. Itu sudah suatu cara lain supaya kita terlatih
sehingga bisa terbebas dari gigitan nyamuk.
Tanya:
Apa masalah yang menghambat pemberantasan penyakit menular yang
ditularkan oleh nyamuk
Di antaranya masih lemahnya surveilensi, terbatasnya sumber daya
termasuk peralatan, masih kurangnya perhatian sebagian masyarakat,
dan kerja sama antara lintas sektor.
Tanya:
Apa penyebab surveilensi masih lemah?
Jawab:
Orang yang memeriksa jumlahnya kurang, sumber daya manusianya
kurang berpengalaman dan berkualitas, dan lain-lain.
Tanya:
Bagaimana mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) suatu penyakit
yang ditularkan oleh vektor nyamuk?
Jawab:
Kita mesti mempunyai sistem kewaspadaan dini, yang menyangkut
semua aspek epidemiologi dari suatu penyakit, misalnya malaria, demam
berdarah terkait dengan manusianya, parasitnya atau kuman
penyakitnya, vektornya, dan lingkungannya.
Tanya:
Kita kan sudah mempunyai sistem kewaspadaan dini, tetapi mengapa masih
selalu terjadi KLB?
Jawab:
Banyak faktornya, mungkin sistem kewaspadaan dini belum maksimal,
kekurangan SDM yang berkualitas, terlatih. Dulu ada juru malaria desa
dan berjalan baik, tetapi penggantinya belum ada.
Tanya:
Mengapa juru malaria desa sudah tidak ada lagi?
Jawab:
Karena tidak semua orang bekerja monoton, setiap hari dari pagi sampai
sore harus menanyakan orang apakah panas atau tidak, mungkin
kurangnya penghargaan terhadap mereka. Sebaiknya gaji disesuaikan
dengan Upah Minimum Regional.
Tanya:
Apa upaya yang dilakukan oleh APNI dalam pemberantasan penyakit
bersumber binatang?
Jawab:
APNI ini ada tiga pilarnya, yaitu dari pejabat pemerintah, para
akademisi di perguruan tinggi, serta dari para pengusaha. Sehingga,
bisa terpaku dalam mencoba memecahkan masalah yang ada di
lapangan yang ditemukan dari banyak aspek terutama ipteknya,
sehingga pengendalian nyamuk itu berdasarkan iptek.
Tanya:
Mengapa tanggal 20 Agustus diperingati sebagai Hari Nyamuk?
Jawab:
Hari Nyamuk erat kaitannya dengan sejarah malariologi, yaitu seorang
dokter militer Inggris yang bertugas di India, Ronald Ross. Ia melakukan
serangkaian studi eksperimental pada satu sampel populasi nyamuk
Anopheles yang dia kolonisasi sejak stadium larva di insektariumnya
dengan cara menggigitkan pada seorang pasien yang darahnya positif
panetosit Plasmodium falciparum. Ini terjadi tanggal 16 Agustus 1897.
Pada tanggal 20 Agustus 1897, Ross sangat kegirangan karena dia
menemukan banyak sel-sel bulat dengan bintik-bintik hitam pada
bagian lambung. Ia lalu menyimpulkan bahwa P. falsiparum mampu
hidup dan berkembang lebih lanjut dalam nyamuk Anopeles sehingga
ia menyebutnya hari itu sebagai Hari Nyamuk.
source:BSE B.indonesia